Tuesday, August 26, 2014

@Curug Panganten



@Curug Panganten
(small angle of Bandung 24.08.14)

                    
 
Lokasi & Aksesbilitas:

Curug Panganten adalah air terjun yang berada di ketinggian 1050m dpl, dengan tinggi sekitar 50 meter, terdapat di wilayah wisata alam Katumiri, yang berada di jalan raya Cihanjuang Km 5,56, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Kira-kira 7 km dari kota Cimahi, jika kita  mengambil arah Parongpong,  tapi akan lebih mudah dan dekat jika kita masuk lewat lokasi wisata outbond Katumiri, kurang lebih 2Km perjalanan untuk mencapai lokasi curug tersebut.
 
Menikmati jalanan berbatu, lalu melewati jembatan bambu dan mengikuti aliran sungai maka kita akan segera tiba di curug tersebut, memang akses utama jalan menuju lokasi curug,  adalah jalan setapak berkelok-kelok, berbatu, yang licin dan becek kalau hujan turun dengan sisi jurang dan semak belukar, dan untuk menuju sisi bawah curug kita harus menuruni tebing sekitar 30 m dengan jalan setapak yang pastinya licin saat musim hujan tiba, untuk itu disarankan untuk menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu dengan grip yang bagus supaya tidak tergelincir saat melewati jalanan yang licin dan berbatu untuk mencapai lokasi curug tersebut.



Legenda dan Mitos :
Sebelumnya Curug Panganten ini bernama Curug Manglayang, namun mitosnya karena di curug ini pernah ada sepasang pengantin yang meninggal terbawa arus sungai,  jasad pengantin ini tidak ditemukan oleh warga setempat hingga akhirnya curug ini dinamakan  Curug Panganten.



♥♥Our small trip .....♥ ( @Sunday morning :24.08.14)


@Perjalanan..
(our leg strength training_melatih kekuatan kaki)

Pagi banget kami mulai perjalanan singkat ini, yah.. ini cuma perjalanan singkat karena ternyata cuma butuh waktu kurang lebih satu jam saja, itu karena sang guide alias tetanggaku yg sudah pernah kesana lupa-lupa ingat jalan atau rute yang benar yang harus kami tempuh.. kalau saja gak pake lupa mungkin cuma 45 menit saja kami bisa sampai.


Rute untuk mencapai air terjun atau curug Panganten ini memang bisa ditempuh dari beberapa arah,  tapi rute yang kami lalui adalah jalan desa, jalan setapak, turunan berbatu bahkan kadang tertimbun longsoran tanah dengan tebing dan jurang disalah satu sisinya, rute yang mungkin hanya biasa dilalui sebagian orang atau petani setempat saja, sebab bisa nyasar deh kalau kita gak hapal jalan, pastinya akan lebih mudah kalau kita masuk dari arah Cimahi atau dari arah wisata outbond Katumiri, jalur resmi yang memang biasa dilalui mereka yang akan berwisata ke curug tersebut.



Note : Perjalanan ..menanjak sedikit , menikmati sunrise dan kabut, lalui turun kembali lalui jalan setapak yg mulai datar dengan bukit yang rimbun oleh semak deaunan hijau dan bunga liar yang indah.

Semakin dekat dengan curug jalanan memang mulai datar bahkan dilapisi semen, ( sepertinya jalan ini jalur irigasi), sayangnya sebagian telah hancur dan berlubang, dengan arus air mengalir di bawahnya, jadi tetep kita perlu hati-hati jangan sampai terperosok.



@Menunggu sejenak
                            (wait a moment - menunggu sebentar, melatih kesabaran)

Note : Curug Panganten dari ketinggian & area sekitar curug

Semakin tampak curug yang kami tuju di bawah sana,  suara gemuruh air pun semakin keras terdengar, akhirnya kami pun tiba di area  dimana terdapat sebuah saung kecil, pos tiket dan toilet yang sayang sekali tampak kotor dan tidak terawat, kami tiba disana kurang lebih jam 6.30 pagi, situasi masih sangat sepi, tak ada orang lain (jadinya terasa rada serem juga), hanya terdengar suara gemuruh air terjun, sesekali juga terlihat tupai melompat dan suara kicauan burung diantara pepohonan besar yang melingkupi area tersebut.  

Berhubung terlihat ada tulisan setiap pengunjung harus membayar Rp.3000 per orang, maka kami putuskan untuk menunggu penjaga meskipun kami sebenarnya bisa saja langsung turun ke area air terjun karena pintu masuk yang memang tidak terkunci, tapi sampai jam 07.00 pagi, sang penjaga yang kami tunggu tidak kunjung tiba , jadi kami putuskan untuk turun saja, supaya kami bisa menikmati keindahan Curug Panganten lebih dekat, dengan harapan jika nanti kami pulang akan bertemu sang penjaga untuk patuhi aturan sebagai pengunjung yang baik tentunya.



@Menikmati dan mensyukuri keindahan alam
(Enjoying the beauty of nature – menikmati & mensyukuri karuniaNya) 

Note : Menikmati keindahan curug dan dinginnya mata air yang jernih

Agar bisa melihat Curug Panganten lebih dekat lagi, harus menuruni tangga tanah berbatu kurang lebih 30m yang cukup curam, berarti harus menaiki jalanan yang sama saat kami pulang nanti, kebayang deh pegelnya.., but it’s ok,  yang penting kami (khususnya aku) menjadi lebih tahu akan keberadaan curug tersebut.

Siip...Alhamdulillah, akhirnya kami dapat melihat Curug Panganten dari dekat, Curug yang indah dengan pepohonan rimbun, menaungi sungai di bawahnya, berhubung saat ini musim kemarau jadi debit air terjun tidak terlalu besar bahkan air tumpahannya tampak sedikit keruh, dan lebih terlihat batu-batu besar di sepanjang sungai dengan hanya sedikit air mengalir disekitarnya.

Tapi curug yang indah dengan deburan air terjun menghembuskan kabut tipis yg dingin terasa begitu menyejukkan, sumber air kecil yang mengalir di sisi kanan tebing juga airnya begitu dingin dan jernih,  namun sayang sekitar curug terlihat kotor dengan sampah sisa makanan berserakan yang terasa mengganggu keindahan dan kenyamanan area curug tersebut.
Setelah kurang lebih satu jam kami menikmati keindahan dan kesejukkan di area curug tersebut, akhirnya kami  kembali ke atas, dan memutuskan untuk membuka bekal kami di saung kecil sebelum pintu masuk, sembari menunggu sang penjaga curug yang ternyata belum juga ada.

Saat kami rehat sejenak di saung kecil itu, melintas beberapa orang di area tersebut, tapi mereka hanya rehat di saung itu, tidak turun ke curug, dengan alasan malas dan berat saat mereka harus balik ke atas lagi nanti, hingga akhirnya ada seorang bapak yg turun ke curug, dan sesaat kemudian beliau naik  lagi ke area saung, kami pun bertanya apakah beliau penjaga curug tersebut, soalnya kami sudah turun tanpa izin, tapi ternyata bukan , katanya pula tak perlulah kami membayar tiket masuk.
Akhirnya kami putuskan untuk segera pulang, tidak lupa kami mengemas sampah sisa makan, dan berpamitan pada Bapak tersebut. Area wisata curug tersebut memang terlihat kotor meski terlihat ada tulisan “jagalah kebersihan” , tapi sayangnya juga kami tidak melihat ada tempat sampah, jadi sampah kami putuskan untuk di bawa pulang saja.
Oya sekedar catatan, sebaiknya kita memang membawa bekal sendiri, karena  area ini benar-benar alami, tidak ada pedagang makanan disini, kotornya area ini karena berserakannya dedaunan dan ranting pohon kering dan pastinya karena pengunjung yang membuang sampah sesukanya.


@Pulang yuuk....
(our leg strength training - melatih kekuatan kaki.... lagi)


Note : Peserta lomba triathlon yang nyaris tersesat


Membayangkan perjalanan pulang yang menanjak akan terasa berat , tapi pastinya kami harus menikmati perjalanan tersebut, dalam perjalanan pulang di belakang kami terlihat 3 orang pengendara sepeda, akupun tidak mau kehilangan moment untuk menangkap gambar perjuangan mereka saat melewati jalanan yang sempit dan curam dengan sepeda mereka, kami memutuskan untuk berhenti sejenak seraya mengamati arah mana yang akan mereka lalui dengan sepeda mereka itu.


Rupanya mereka adalah peserta lomba “triathlon” ( lomba bersepeda, lari dan berenang),  dari kota Cimahi menuju area outbond Katumiri, mereka nyaris tersesat karena seharusnya mereka melewati jembatan bambu di bawah sana, bukan jalur yang sedang kami lewati, jalan kecil yang cukup menanjak, curam dan terjal yang sangat tidak mungkin dilalui dengan memakai sepeda seperti itu, syukurlah kami dapat menunjukkan rute yang benar yang harus mereka lalui untuk mencapai area outbond Katumiri tersebut.


Note : Indahnya bunga liar dan perkebunan jeruk yang manis dan segar

Setelah merekam gambar peserta triatlon melewati jembatan bambu , kami teruskan perjanan pulang dengan tak lupa merekam gambar indahnya bunga liar dan perkebunan jeruk yang belum sempat tercapture dalam perjalanan keberangkatan kami tadi pagi, saat perjalanan pulang ini terlihat Bapak tani pemilik kebun jeruk tengah asyik menggarap kebunnya, kamipun memutuskan untuk membeli beberapa buah jeruk segar yang masih tergantung di pohonnya, dengan harga yang cukup murah bila dibandingkan harga di pasar apalagi di supermarket,  kamipun bisa menikmati manis dan segarnya jeruk yang beneran segar karena  langsung dipetik dari pohonnya....alhamdulillah..   

  

@ Esensiku:
Perjalanan singkat yang cukup melelahkan, tapi menyenangkan, meski sampai hari ini kakiku masih tersisa sedikit pegal, yah memang perlu perjuangan dan kesabaran  untuk menikmati keindahan,  suatu keharusan untuk mensyukurinya karena Tuhan masih memberi kesempatan untuk menikmati karuniaNya, dan pastinya perlu pengetahuan, kepedulian  dan cinta yang tulus terhadap alam dan lingkungan dari kita manusia yang diberi berbagai kelebihan di muka bumi ini, agar mampu senantiasa bersikap bijak terhadap alam dengan menjaganya agar tetap indah dan lestari.



Semoga bermanfaat,
see you on my next trekking/hiking trip notes
Hp @windows4wise - small angle of Bandung-Curug Panganten

Artikel terkait : @Curug Panganten (Images)
                        @The corners of my beloved Bandung