Thursday, November 7, 2013

@My TBA



TBA ....it's my delayed dream
 
Mempunyai Taman Bacaan Anak (TBA) sampai saat ini masih berupa mimpi dan wacana dalam hatiku sendiri, entah kapan aku bisa mulai mewujudkannya?!!
 
Aku hanya baru mampu membayangkan.., betapa senangnya melihat anak-anak asyik membaca buku-buku di Taman Bacaanku, membagi kesukaanku menggambar, melukis atau menulis ,  mungkin juga belajar bahasa atau  mengajak mereka paham komputer atau internet, dan belajar berbagai hal lainnya,

( yah...beneran mimpi ..., karena aku hanya membayangkan hasil akhir saja atau hal-hal yg menyenangkan saja, tanpa peduli atau kepikiran proses dan cara untuk menyatakan apa yg aku bayangkan itu ).

Padahal pastinya banyak hal yg harus aku pikirkan untuk mewujudkan semua itu, entah itu tempat yg pas dan nyaman, buku-buku, komputer, juga pengelolaannya, supaya apa yg aku impikan ini bisa benar-benar bermanfaat , dan berdaya guna untuk waktu yg panjang.
   
Dari sisi aku pribadi atau intern , pastinya aku harus menyiapkan tempat, buku-buku atau sarana intern lainnya, insyaallah aku bisa sedikit menyisihkan dana, dan mengurangi anggaran untuk hal-hal yg hanya menyenangkan diri sendiri, supaya bisa lebih fokus dalam menyiapkan semua hal yg berkaitan dengan TBA impianku itu, mudah-mudahan juga di perjalanan nanti ada donatur atau partisipan yg mempunyai minat yg sama denganku,  yg bisa membantu.

Tapi ternyata bukan hanya itu yg harus aku persiapkan, aku lupa banyak hal dari sisi ekstern yg harus aku pahami,  supaya mimpiku itu benar-benar menjadi hal yg berarti bagiku, dan pastinya bagi lingkungan sekitarku, tidak mandeg atau malah berhenti di tengah jalan tanpa ada manfaat yg optimal.
 
Hal-hal yg harus aku pahami , setelah aku coba membaca pengalaman mereka yg telah lebih dahulu mengelola Taman Bacaan antara lain  :


*) Minat dan budaya membaca yg rendah.
Minat dan budaya membaca untuk masyarakat Indonesia pada umumnya masih sangat rendah. Terutama minat dan budaya membaca dikalangan anak-anak. Tidak mudah menarik orang atau anak-anak untuk membaca. Mereka lebih senang menonton televisi, bermain, atau melakukan kegiatan yang sudah biasa mereka lakukan.

karena itu khusus untuk Taman Bacaan dengan segmentasi pembaca anak-anak dapat disiasati dengan berbagai cara, misalnya ; membuat ruangan dengan warna-warna menarik, tambahkan hiasan/ornament yang disukai anak, sediakan alat permainan edukatif kalo perlu sediakan juga crayon, kertas gambar, gunting, lem dan lain-lain. Tidak kalah pentingnya adalah dengan membuat kegiatan lain selain membaca untuk menghindari kejenuhan anak, misalnya ; mewarnai gambar, membuat puisi, membuat aneka kreatifitas, bermain dengan sains, read loud (membacakan buku cerita) atau story telling (mendongeng)...., @Teguh Iman Santoso Pengelola Taman Bacaan Anak Gudang Ilmu


*). Buku itu hanya benda mati, tidak cukup hanya mengandalkan buku
Buku itu hanya benda mati. Tidak cukup hanya mengandalkan buku. Harus ada praktek atau turun ke alam atau lapangan, agar semua pengetahuan yang didapat dari buku bisa tertanam benar di kepala pembacanya.

Harus ada juga sarana untuk menampung dan menyalurkan kreatifitas yg mungkin timbul sebagai akibat dari aktifitas membaca itu sendiri, supaya apa yg dibaca bisa diimplementasikan dengan karya yg nyata


*). Bagaimana strategi mengembangkan Taman Bacaan ?.
- Buku-buku, sarana dan info yg tersedia di Taman Bacaan itu haruslah up to date, karena pembaharuan dan peningkatan koleksi bacaan adalah strategi utama untuk mengembangkan Taman Bacaan, cara yang paling gampang bila kita belum punya donatur tetap adalah tentunya dengan merogoh dana pribadi setiap bulan untuk membeli koleksi buku baru., ( hmm.. siapkah aku..??)

- Menyebarkan kegiatan Taman Bacaan tersebut ke media ataupun teman, kenalan sehingga akan menarik donatur. Lakukan pendokumentasian kegiatan, baik berupa photo maupun video. Bisa juga dengan mengirimkan proposal ke penerbit majalah/buku maupun ke yayasan yang bergerak dalam bidang perbukuan. Saat ini berbagai perusahaan besar memiliki program donasi untuk mengembangkan kegiatan pendidikan dan Taman Bacaan melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR).


Note :
Corporate Social Responsibility (CSR) erat kaitannya dengan masyarakat dan perusahaan-perusahaan besar. Pada dasarnya CSR merupakan bentuk kontribusi perusahaan untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat di sekitarnya, baik secara sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat.

Secara harfiah CSR diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan menurut World Bank, CSR adalah komitmen dari bisnis untuk berkontribusi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehingga berdampak baik bagi bisnis sekaligus baik bagi kehidupan sosial. Para pengamat bisnis juga ada yang mengartikan CSR sebagai bentuk komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat secara lebih luas.

Dalam hal yg berkaitan dengan Taman Bacaan , biasanya perusahaan-perusahaan itu  akan tertarik mendanai Taman Bacaan atau perpustakaan kalau kita mampu meyakinkan bahwa perpustakaan adalah sebuah Community Learning Center, tidak sekadar tempat membaca buku belaka. Masyarakat bisa belajar apa saja di perpustakaan itu, dengan menjadikan buku sebagai sarananya.


Bagiku dengan melibatkan donatur,  tentunya tanggung jawab untuk mengelola Taman Bacaan itu menjadi semakin besar, alokasi dana yg telah kita terima harus transparant dan bisa dipertanggung jawabkan secara teknis dan moral , agar niat mulia untuk berbagi dengan membuka Taman Bacaan itu  benar-benar bisa bermaanfaat bagi siapapun yg terlibat di dalamnya.

Intinya memang perlu kreatifitas dan kesungguhan agar Taman Bacaan yang dikelola nanti bukan hanya sekedar menjadi tempat membaca dan meminjam buku tetapi juga harus ada sarana untuk mengaplikasikan apa yg telah kita baca itu,  juga untuk dapat menampung kreatifitas lain yg mungkin timbul dari apa yg telah kita baca, jangan sampai Taman Bacaan kita nanti jadi tempat yg membosankan dan akhirnya malah mandeg, mati tak berarti.

Lalu siapkah aku dengan semua itu ??!!....


Mungkin saat ini hal yg paling penting bagiku adalah merubah bayang-bayang besar soal Taman Bacaan itu menjadi sesuatu yg lebih sederhana saja, jangan dulu berpikir hal yg muluk atau jelimet, jangan membandingkan Taman Bacaan yg akan aku wujudkan dengan Taman Bacaan yg aku bayangkan, atau bahkan dengan perpustakaan yg lengkap dan bagus, yg akhirnya hanya akan memperbesar jarak atau kesenjangan antara keinginan dan kemampuan.

Bukankah banyak hal yg besar dimulai dari yg kecil dan sederhana, bahkan bisa saja hal yg besar timbul karena  adanya keterbatasan ??, jadi bagiku tetap semangat untuk wujudkan mimpiku itu, meski hanya bisa dimulai dengan kesederhanaan, meski  mungkin hanya ada sedikit dukungan dan kepedulian, meski entah kapan aku bisa benar-benar memulainya ??!!,

Bismillah saja... semoga aku bisa, semoga catatan kecilku ini juga bisa sedikit menambah sedikit masukan dan gambaran, bagi yg berminat membuka sebuah Taman Bacaan, dan bagi siapapun yg mempunyai mimpi yg sama denganku, tetap semangat dan setia dengan mimpi kita, never give up, karena setiap mimpi pasti perlu waktu dan pengorbanan untuk mewujudkannya, tetep semangat, !! 


At last my TBA... hopefully it will be real, not just in my dreams ...aamiin
*just my little note,
when I was trapped in delayed dreams, in

@bdg before dawn, 07nov’13